CASTING WAX
Defenisi
Casting
wax adalah jenis wax/lilin/malam yang digunakan untuk membuat kerangka awal
pola pada gigi tiruan sebagian dan kerangka logam serta memberikan keseragaman
ketipisan minimum pada area pasti pola gigi tiruan sebagian. Komponen pengisi
dan property fisik pada casting wax sama dengan inlay wax kecuali pada waktu
untuk pencairannya dan persentasenya. Serta casting wax lebih lengket daripada
inlay agar bias melengket dengan kuat pada model kerangka.2
Dikarenakan wax jenis ini tidak lembut ketika berada didalam mulut maka proses
pencairannya harus sesuai dengan prosedur laboratorium.1
Bentuk umum dari casting
wax adalah : berbentuk lembaran-lembaran (ready-made shape) , agak besar dan tebal ( 0,3 mm – 0,4 mm) , bentuk lain seoerti
batang, gumpalan, dll dimana variasi bentuk ini memudahkan pekerjaan
operatornya. 3
Sifat
:
1. Tackiness
yaitu menolong mempertahankan posisinya didalam pembuatan pattern atau pola dan
didalam bahan tanam
2. Lunak
dan adaptif (mudah menyesuaikan keadaan sekitar) pada suhu 40 ºC - 45 ºC
3. Kurang
getas (tidak mudah pecah dan patah) atau lentur/ ductile
4. Agak
lengket untuk membantu menahan di cast gypsum sebelum investasi dan casting.
5. Terfiksasi
oleh model kerja gips
6. Akurat
mencetak permukaan yang didekatinya
7. Menguap
habis pada suhu 5oo ºC
setelah pembakaran (burn out)
8. Tidak
meninggalkan lapisan sisa /residu kecuali karbon1
Komposisi
:
-
Paraffin
: bahan utama penyusunnya.untuk menentukkan
titik pencairan (melting point) sehingga menjadi lebih lunak (low
melting-range). Biasanya ketika dibersihkan akan mengelupas dan permukaannya
tidak begitu halus dan mengkilap sehingga dibutuhkan bahan lain sebagai
campuran untuk capai hasil yang diinginkan.
-
Ceresin
:
untuk meningkatkan karater pengukiran sehingga biasa digunakan untuk
menggantikan paraffin dalam meningkatkan keuatan dan karakteristik dari
pengukiran wax/ malam/lilin
-
Beeswax
: untuk mengurangi aliran dalam tenperatur
mulut dan mengurangi kerapuhan (tidak mudah patah) , bersifat intermediet
melting range
-
Natural
Resins
: memberikan sifat aliran yang sesuai untuk
wax
-
Carnauba
: bersifat keras dengan high melting range (titik cair yang tinggi) untuk
menambahkan kekerasan dari paraffin wax. Dan dikombinasikan dengan paraffin
untuk mengurangi flow pada temperature mulut dan meningkatkan permukaan wax
menjadi mengkilap.
-
Candelilla
: ditambahkan didalam casting wax untuk
enggantikkan seluruh carnauba akan tetapi melting rangenya lebih rendah dan
tidak sekeras carnauba sehingga memberik kualotas yang sama dengan carnauba.
-
Mikrokristalin
: sifat high melting range
untuk mengubah kelunakkan dan melting range dari wax yang dicampurkan serta
kurangi stress pada saat pendinginan wax.
Cara
manipulasi:
1.
sifat wax sebelum dipanaskan ia sangat
mudah patah/robek (brittle) karena struktur dari bentuk kristalicnya
2.
supaya wax mudah untuk dimanipulasi
pada model/kerangka kerja, wax harus dipanaskan secara merata dipermukannya
3.
karena wax bersifat isolator, jika wax
dipanaskan sebagian, panasnya tidak akan menyebar keseluruh permukaan dan
mengakibatkan bagian tersebut saja yang panas dan tidak terbentuk.
4.
Jika pemanasan dilakukan secara merata
dan menyeluruh, tegangan dalam wax akan berkurang
5.
Setelah dipanaskan, diputar putar dan
dijauhkan dari api dan didinginkan, wax dibentuk sesuai pola yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan dental klinik misalnya untuk crown, bridge, dll
6.
Tunggu wax dingin dan siap di
aplikasikan.
Proses
polimerasi
Polimerasi
adalah suatu proses terbentuknya monomer menjadi rantai panjang polimer yang
melalui suatu reaksi kimia dengan berat molekul kecil, semuanya akan membentuk
bolekul yang lebih besar. Contoh pada kedokgi : resin akrilik / polimetil
metakrilat (PMMA)
Proses
polimerasi ada 2 :
-
Kondensasi :
perubahan wujud dengan hasil samping berupa air menjadikan
molekul kecil jadi lebih besar.
-
Adisi :
penambahan menjadi molekul lebih besar dan menjadi radikal bebas.
Ada 4
tahap mekanisme polimerasi :
1. Aktivasi :
menggunakan sinar uv, cahaya tampak dan gel EM sehingga
mengaktifkan radikal bebas pada saat pemanasan karena perebusan
2. Inisiasi :
tahap polimerasi dimulai dimana radikal bebas bereaksi dengan
monomer
3. Propagasi : tahapan
lanjutan dari inisiasi sehingga rantai tambah panjang
4. Terminasi : tahap
akhir polimerasi dimana radikal bebas membentuk molekul
yang
stabil.
Kelebihan
& Kekurangan
-
Stabil
dengan suhu dalam mulut
-
Dapat
mengisi rongga cetak
-
Tidak
sebabkan iritasi dan tidak mengandung racun/toxic
-
Tidak
tinggalkan sisa/residu setelah disiram dengan air
-
Tidak
berubah sifat fisiknya setelah dipanaskan
-
Dapat
mempertahankan bentuknya setelah didinginkan
-
Ketika
lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain (ikuti bentuk permukaan
sekitarnya)
-
Ketika
sudah mengeras dapat dibentuk dengan cara diukir dengan alat
-
Dapat
dicairkan dan dipadatkan berkali kali tanpa merubah komposisi dan tinggalkan
residu
-
Tidak
akan robek atau patah setelah dibentuk
-
TETAPI,
karena bersifat isolator maka panasnya tidak merata sehingga perlu dipanaskan
seluruhnya.
SUMBER
:
1.
Hatrick, dkk. 2003. Dental material
clinical application for dental assistant and dental hygenies. Missiouri :
saunders.
2.
Craig,Robert g. 2004. Dental material 8th
ed properties and manipulataion. Missiouri : mosby
3.
Shridan & scheller, Carmen. 2010, basic
guide to dental material. UK : wiley-balckwell
4.
Sakaguchi, Ronald l. 2012. Craig’s
restorative dental material. Missiouri : Elsevier
5.
Mccabe, John.F, 2014. Bahan kedokteran gigi
edisi 9. Jakarta : EGC