Sabtu, 11 Juni 2016

casting wax kedokteran gigi



CASTING WAX
Defenisi
Casting wax adalah jenis wax/lilin/malam yang digunakan untuk membuat kerangka awal pola pada gigi tiruan sebagian dan kerangka logam serta memberikan keseragaman ketipisan minimum pada area pasti pola gigi tiruan sebagian. Komponen pengisi dan property fisik pada casting wax sama dengan inlay wax kecuali pada waktu untuk pencairannya dan persentasenya. Serta casting wax lebih lengket daripada inlay agar bias melengket dengan kuat pada model kerangka.2 Dikarenakan wax jenis ini tidak lembut ketika berada didalam mulut maka proses pencairannya harus sesuai dengan prosedur laboratorium.1
Bentuk umum dari casting wax adalah : berbentuk lembaran-lembaran (ready-made shape) , agak besar dan  tebal ( 0,3 mm – 0,4 mm) , bentuk lain seoerti batang, gumpalan, dll dimana variasi bentuk ini memudahkan pekerjaan operatornya. 3

Sifat :
1.       Tackiness yaitu menolong mempertahankan posisinya didalam pembuatan pattern atau pola dan didalam bahan tanam
2.       Lunak dan adaptif (mudah menyesuaikan keadaan sekitar) pada suhu 40 ºC - 45 ºC
3.      Kurang getas (tidak mudah pecah dan patah) atau lentur/ ductile
4.      Agak lengket untuk membantu menahan di cast gypsum sebelum investasi dan casting.
5.      Terfiksasi oleh model kerja gips
6.      Akurat mencetak permukaan yang didekatinya
7.      Menguap habis pada suhu 5oo ºC setelah pembakaran (burn out)
8.      Tidak meninggalkan lapisan sisa /residu kecuali karbon1
Komposisi :
-          Paraffin
: bahan utama penyusunnya.untuk menentukkan titik pencairan (melting point) sehingga menjadi lebih lunak (low melting-range). Biasanya ketika dibersihkan akan mengelupas dan permukaannya tidak begitu halus dan mengkilap sehingga dibutuhkan bahan lain sebagai campuran untuk capai hasil yang diinginkan.

-          Ceresin
: untuk meningkatkan karater pengukiran sehingga biasa digunakan untuk menggantikan paraffin dalam meningkatkan keuatan dan karakteristik dari pengukiran wax/ malam/lilin
-          Beeswax
: untuk mengurangi aliran dalam tenperatur mulut dan mengurangi kerapuhan (tidak mudah patah) , bersifat intermediet melting range

-          Natural Resins
 : memberikan sifat aliran yang sesuai untuk wax

-          Carnauba
: bersifat keras dengan  high melting range (titik cair yang tinggi) untuk menambahkan kekerasan dari paraffin wax. Dan dikombinasikan dengan paraffin untuk mengurangi flow pada temperature mulut dan meningkatkan permukaan wax menjadi mengkilap.

-          Candelilla
: ditambahkan didalam casting wax untuk enggantikkan seluruh carnauba akan tetapi melting rangenya lebih rendah dan tidak sekeras carnauba sehingga memberik kualotas yang sama dengan carnauba.

-          Mikrokristalin
: sifat high melting range untuk mengubah kelunakkan dan melting range dari wax yang dicampurkan serta kurangi stress pada saat pendinginan wax.


Cara manipulasi:
1.       sifat wax sebelum dipanaskan ia sangat mudah patah/robek (brittle) karena struktur dari bentuk kristalicnya
2.       supaya wax mudah untuk dimanipulasi pada model/kerangka kerja, wax harus dipanaskan secara merata dipermukannya
3.      karena wax bersifat isolator, jika wax dipanaskan sebagian, panasnya tidak akan menyebar keseluruh permukaan dan mengakibatkan bagian tersebut saja yang panas dan tidak terbentuk.
4.      Jika pemanasan dilakukan secara merata dan menyeluruh, tegangan dalam wax akan berkurang
5.      Setelah dipanaskan, diputar putar dan dijauhkan dari api dan didinginkan, wax dibentuk sesuai pola yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan dental klinik misalnya untuk crown, bridge, dll
6.      Tunggu wax dingin dan siap di aplikasikan.


Proses polimerasi
Polimerasi adalah suatu proses terbentuknya monomer menjadi rantai panjang polimer yang melalui suatu reaksi kimia dengan berat molekul kecil, semuanya akan membentuk bolekul yang lebih besar. Contoh pada kedokgi : resin akrilik / polimetil metakrilat (PMMA)
Proses polimerasi ada 2 :
-          Kondensasi     : perubahan wujud dengan hasil samping berupa air menjadikan
  molekul kecil jadi lebih besar.
-          Adisi                     : penambahan menjadi molekul lebih besar dan menjadi radikal bebas.
Ada 4 tahap mekanisme polimerasi :
1.       Aktivasi              : menggunakan sinar uv, cahaya tampak dan gel EM sehingga
  mengaktifkan radikal bebas pada saat pemanasan karena perebusan
2.       Inisiasi                                : tahap polimerasi dimulai dimana radikal bebas bereaksi dengan
                  monomer
3.      Propagasi         : tahapan lanjutan dari inisiasi sehingga rantai tambah panjang
4.      Terminasi          : tahap akhir polimerasi dimana radikal bebas membentuk molekul
  yang stabil.


Kelebihan & Kekurangan
-          Stabil dengan suhu dalam mulut
-          Dapat mengisi rongga cetak
-          Tidak sebabkan iritasi dan tidak mengandung racun/toxic
-          Tidak tinggalkan sisa/residu setelah disiram dengan air
-          Tidak berubah sifat fisiknya setelah dipanaskan
-          Dapat mempertahankan bentuknya setelah didinginkan
-          Ketika lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain (ikuti bentuk permukaan sekitarnya)
-          Ketika sudah mengeras dapat dibentuk dengan cara diukir dengan alat
-          Dapat dicairkan dan dipadatkan berkali kali tanpa merubah komposisi dan tinggalkan residu
-          Tidak akan robek atau patah setelah dibentuk
-          TETAPI, karena bersifat isolator maka panasnya tidak merata sehingga perlu dipanaskan seluruhnya.



SUMBER :
1.       Hatrick, dkk. 2003. Dental material clinical application for dental assistant and dental hygenies. Missiouri : saunders.
2.       Craig,Robert g. 2004. Dental material 8th ed properties and manipulataion. Missiouri : mosby
3.      Shridan & scheller, Carmen. 2010, basic guide to dental material. UK : wiley-balckwell
4.      Sakaguchi, Ronald l. 2012. Craig’s restorative dental material. Missiouri : Elsevier
5.      Mccabe, John.F, 2014. Bahan kedokteran gigi edisi 9. Jakarta : EGC













sifat sifat glass ionomer cement (GIC) kedokteran gigi



SIFAT Glass Ionomer Cement
1.      SIFAT BIOLOGIS
ü  Sebabkan inflamasi
ü  Memiliki efek terhadap jaringan gingiva
ü  Lutting cement menyebabkan sensitivitas pada gigi
ü  GIC memiliki biokompabilias yang baik sehingga banyak digunakan
ü  GIC melepaskan ion fulorida (jangka waktu yang lama) ke jaringan gigi dan dapat hilangkan kesensitifan gigi dan mencegah terjadinya karies pada gigi (anti karsiogenik)

2.      SIFAT FISIK
ü  GIC bersifat adhesive (pelekatan) ke permukaan dentin dan email (juga pada base metal alloy tuang)
ü  GIC lebih elastis dan lebih rentan terhadap deformasi elastis karena modulus elastisitasnya ½ dari seng fosfat.
ü  Karena perbedaan kekuatan dan tegangan tariknya, GIC tidak digunakan untuk membuat crown seperti semen seng fosfat lakukan.
ü  Sifat translusensi kurang baik, bahan-bahan yang terbaru memberikan estetik yang baik

3.      SIFAT MEKANIK
ü   Compressive Strength
-          GIC bersifat lebih brittle (mudah pecah)
-          Kekuatan kompresi GIC sekitar ± 90-230 Mpa.
-          kekuatan tarik GIC = semen seng fosfat yaitu : ± 4,2-5,3 MPa. GIC bersifat lebih brittle.
-          Modulus elastisitas ± 3,5-6,4 GPa jadi GIC lebih elastis dari seng fosfat dan lebih mudah beradaptasi  dengan perubahan bentuk
-          Kekuatan kompresi GIC akan meninngkat jika semen diisolasi dari kelembaban pada awal mula pembentukan. Tujuannya : untuk perlindungan permukaan restorasi dari saliva dengan gunakan larutan varnish atau light-curing bonding agent
ü  Bond Strength
-          Kekuatan GIC untuk berikatan adalah ±1-3 Mpa. Dan dapat berikatan dengan enamel, stainless steel, tin oxide-plated platinum, dan  gold alloy.
-          Bond  strength bias ditingkatkan dengan pemberian conditioner berupa asam dan larutan FeCl3 pada dentin
ü  Roughness
-          Bahan GIC memiliki sifat kekerasan yang baik, tapi tidak sebagus resin.
-          GIC akan tahan dalam cairan mulut ketika sudah mengeras dengan sempurna sehingga menjadi lebih tahan daripada semen lain
-          Dalam proses pengerasan, bahan GIC harus agak dijauhkan dari saliva karena  GIC mudah larut dalam cairan dan kemampuan adhesinya akan menurun
-          Kekuatan glass ionomer lebih tinggi daripada semen dengan ZnO powder1

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIC
KELEBIHAN
·         GIC dapat berikatan dengan dentin dan enamel dimana kekuatan GIC untuk berikatan dental enamel lebih tinggi dari dentin karena kandungan anorganic enamel dan homogenitasnya yang besar.
·         GIC punya sifat biokompatibilitas tingggi
·         GIC melepaskan ion fluoride sehingga menghambat karies digigi
·         Dapat diatur dengan polimerisasi
·         Punya kekuatan yang besar dan dapat menahan beban saat oklusi
·         GIC menghambat perlengkapan bahan2 kimia di permukaan gigi
·         Mudah dimanipulasi
·         Sifat fisiknya stabil
·         GIC bersifat translusen (1)(2)

KEKURANGAN
·         Resistensi terhadap abrasi menurun
·         Ketahanan terhadap fraktur rendah
·         Jangka pemakaian rendah daripasa amalgam
·         GIC lebih rapuh dan rentan terhadap elastic deformation
·         GIC punya initial setting yang lambat sehingga menyebabkan iritasi pada pulpa gigi oleh karena itu perlu diberi varnish
·         GIC lebih sensitive terhadap kelembapan
·         GIC  mudah larut (solubility) sehingga banyak kehilangan material didalam mulut
·         Compresice strength lebih rendah
·         Warna lebih opaque daripada gigi asli sehingga mudah dikenali dan dibedakan
·         Estetik hasilnya kurang baik (1)(2)


SUMBER
1.      Sheridan, Carmen scheiler. 2010. Basic guide to dental materials. Willey-blackwell
2.      Powers J.M, Sakaguchi R.L. Craig’s Restorative Dental Materials, 12th ed. Mosby. St. Louis. 2006